PENDAHULUAN
Kondisi pendidikan Indonesia saat ini masih jauh dari kata maju. Masih banyak ketimpangan di banyak lini. Kualitas pendidikan yang baik hanya terpusat di daerah perkotaan dengan sarana dan prasarana yang memadai. Terciptanya masyarakat yang madani, kreatif dan mandiri belum dapat terlaksana dengan baik. Beberapa permasalahan yang terjadi pada pendidikan di Indonesia diantaranya:
- Para siswa sekolah dasar dan menengah belum dapat menikmati akses pendidikan yang berkualitas.
- Kualitas lulusan belum mencapai standar yang telah ditargetkan.
- Tingginya kasus perundungan di sekolah oleh para siswa baik dalam satu sekolah maupun antar sekolah.
- Kurangnya kualitas dan kuantitas pendidik dan tenaga kependidikan yang disebabkan oleh kurangnya kesejahteraan yang diperoleh oleh para guru. Sehingga para lulusan jurusan pendidikan tidak begitu berminat untuk menjadi guru atau dosen.
- Tidak tersedianya sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai.
Untuk mengatasi masalah-masalah di atas diperlukan sebuah terobosan baru yang dapat menjadi inovasi untuk terciptanya pendidikan Indonesia yang maju dan bermakna.
PENGERTIAN DAN LINGKUP INOVASI
Inovasi merupakan cara kreatif yang dilakukan seseorang untuk menyelesaikan permasalahan tertentu. Menurut Purdy (1968), inovasi dalam pendidikan sebagai pemilihan, pengelolaan dan penggunaan sumber daya dengan cara baru yang unik yang menghasilkan pencapaian kinerja yang lebih baik berdasarkan standar tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Definisi lain yaitu inovasi merupakan perubahan yang terencana pada aspek tujuan pendidikan, program, kebijakan atau metode, untuk meningkatkan kinerja pendidikan (Agabi, 2002).
Dari berbagai definisi yang ada, pada dasarnya inovasi memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menciptakan hasil atau kinerja yang lebih baik dari sebelumnya. Inovasi diharapkan dapat membawa perubahan yang sistematis untuk tujuan tertentu. Beberapa contoh inovasi atau perubahan pada bidang pendidikan misalnya, dengan adanya pandemi Covid-19 para guru membuat video pembelajaran yang menarik dan interaktif sebagai pengganti dari pembelajaran tatap muka. Dengan adanya video pembelajaran yang kebanyakan diunggah di youtube ini, para siswa dapat memahami penjelasan guru secara berulang-ulang sampai mereka paham dan mengerti. Di samping itu, unggahan video pembelajaran pada youtube memaksa guru untuk lebih kreatif dalam membuat bahan ajar. Contoh inovasi lain yang telah dilakukan oleh guru selama pandemi Covid-19 yaitu menciptakan pembelajaran jarak jauh yang menarik dan menyenangkan dengan media Interactive Content pada LMS Moodle. Media ini dapat berisi video interaktif, materi pembelajaran, latihan soal berupa game, ringkasan materi dalam satu presentasi.
FAKTOR-FAKTOR PENDORONG INOVASI
Banyak faktor yang dapat mendukung terciptanya inovasi, baik oleh individu maupun kelompok atau organisasi. Beberapa faktor pemicunya diantaranya teknologi, tantangan dari pesaing, dan perubahan yang terjadi pada lingkungan eksternal.
Teknologi yang berkembang dengan sangat cepat menjadikanya bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan masyarakat terutama dalam bidang pendidikan. Untuk contoh, lembaga bimbingan belajar kenamaan Indonesia seperti Primagama, Ganesha Operation, Nurul Fikri, Neutron dan sebagainya merasakan persaingan yang sangat ketat dari bimbingan belajar online yang baru saja muncul seperti Ruang Guru, Zenius dan sebagainya. Ruang Guru sangat cepat dalam menarik minat para orangtua dan siswa. Tanpa melakukan tatap muka, para siswa dengan mudah belajar dengan didampingi oleh orangtua di rumah melalui aplikasi. Apabila Primagama dan bimbingan belajar lainya tidak melakukan inovasi seperti Ruang Guru, maka bimbingan belajar ini akan redup seperti halnya merk Nokia yang tertelan oleh pruduk lain yang lebih canggih dan terjangkau. Sehingga saat ini semua bimbingan belajar menyediakan metode pembelajaran secara daring dan luring kepada para peminatnya.
Tantangan dari pesaing. Sebagai contoh pada tahun 2010 Kementerian Pendidikan merealisasikan Bab XIV Pasal 50 ayat 3 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyebutkan bahwa setiap pemerintah daerah minimal memiliki satu sekolah yang bertaraf internasional. Hal ini dikarenakan menjamurnya sekolah luar negeri (internasional) yang ada di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Medan. Pemerintah berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan taraf internasional. Namun hal ini malah menimbulkan dampak negatif pada sekolah lain yang bukan Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional selain biaya yang tinggi pada sekolah model ini. Akhirnya melalui putusan Mahkamah Konstitusi RSBI dihentikan pada tahun 2013.
Perubahan yang terjadi pada lingkungan eksternal. Tuntutan hasil belajar siswa pada saat ini tidak hanya pada ranah kognitif saja, namun pada afektif dan psikomotor. Para siswa juga dituntut untuk mampu memecahkan masalah pada lingkunganya sesuai dengan pengetahuan yang mereka peroleh. Untuk itu Kurikulum 2013 hadir menjawab tantangan zaman pada saat itu. Namun dengan semakin berkembangnya teknologi dan adanya pandemi Covid-19, kurikulum ini dalam proses digantikan oleh kurikulum Merdeka yang dianggap lebih efisien dan efektif untuk menjawab tantangan zaman pada saat ini.
KARAKTERISTIK INOVASI
Inovasi mempunyai karakteristik tertentu supaya diterima dan digunakan oleh masyarakat luas. Menurut Rogers (2003), karakteristik inovasi mencakup hal-hal berikut ini:
- Keunggulan/ manfaat relatif (relative advantage), yaitu sejauh mana suatu inovasi dianggap menguntungkan penggunanya. Keuntungan ini dapat berupa peningkatan kinerja, nilai ekonomi yang diperoleh dan status atau gengsi. Contoh, penggunaan satu perangkat untuk semua pekerjaan. Hal ini telah dilakukan oleh Google, dengan segala macam perangkat lunaknya. Dengan hanya satu akun Google, pengguna dapat melakukan semua pekerjaanya dalam satu wadah. Menyimpan file pada Google drive, menuliskan ide pada Google Doc, membuat laporan pada Google spreadsheet dan lain sebagainya.
- Kesesuaian (compatibility) dengan kebutuhan, tata nilai dan pengalaman pengguna yaitu apakah suatu inovasi dapat menjawab kebutuhan pengguna dan relevan dengan pengalaman pengguna. Disamping itu apakah inovasi tersebut sinkron dengan tata nilai pengguna.
- Kerumitan (complexity); inovasi yang dinilai sulit untuk dipahami atau digunakan. Persepsi tentang kerumitan suatu inovasi sifatnya relatif. Suatu inovasi yang bagi sebagian orang lain sulit mungkin akan bersifat sederhana dan mudah bagi sebagian yang lain.
- Akses untuk mencoba (trialibility) suatu karakteristik inovasi yang akan menentukan apakah suatu inovasi akan digunakan oleh pengguna.
- Penampakan penggunaan inovasi (observability) oleh calon pengguna akan mempengaruhi keputusan calon pengguna.
INOVASI DALAM PEMBELAJARAN
Pada dasarnya inovasi tidak hanya terbatas pada teknologi informasi, tetapi juga tentang ide-ide baru dan cara baru sebagai upaya untuk memperbaiki suatu permasalahan. Dalam hal pembelajaran saat ini pendidik harus dapat memikirkan cara-cara baru yang ampuh sehingga pesan yang disampaikan kepada peserta didik dapat diterima dengan mudah. Pendidik harusnya dapat menghindari rutinitas dan pola kerja yang sama setiap harinya, karena hal tersebut dapat mematikan kreativitas yang sebenarnya dimiliki oleh setiap orang, khusunya guru sebagai contoh untuk peserta didiknya.
Praktik, cara dan model baru dalam pembelajaran yang kemudian disebut inovasi dalam pembelajaran memang tidak melulu tentang teknologi. Namun teknologi dapat digunakan sebagai alat atau media untuk mencapai sebuah tujuan yang telah direncanakan sehingga hasilnya menjadi lebih optimal. Berbagai pendekatan dalam pembelajaran seperti pembelajaran kolaboratif dan belajar aktif dapat dijadikan sebagai contoh. Penggunaan media internet pada pendekatan pembelajaran kolaboratif terbukti dapat meningkatkan kolaborasi dan kinerja peserta didik baik secara kelompok maupun individu. Untuk contoh, para peserta didik yang diberikan tugas secara berkelompok mereka dapat menyelesaikanya secara mandiri dengan bantuan internet. Bantuan dalam hal ini adalah internet sebagai referensi disamping buku dan narasumber. Dengan bekerja bersama-sama komunikasi antar anggota kelompok menjadi lebih sering dilakukan sehingga perilaku kolaboratif menjadi lebih intens.
Beberapa contoh inovasi dalam pendidikan untuk pembelajaran yang lebih baik diantaranya; pertama Pembelajaran yang Meningkatkan Keterlibatan Peserta Didik. Keterlibatan peserta didik di dalam kelas merupakan masalah yang umumnya terjadi di kelas manapun. Para peserta didik tidak begitu terlibat dalam pembelajaran karena pendidik tidak tahu apa yang sebenarnya membuat peserta didik tidak berminat dengan kelas yang sedang berlangsung. Keragaman peserta didik dapat menjadi penyebab mereka tidak bisa melibatkan diri, misalnya ketika akan bertanya kepada guru merasa malu berbicara dengan teman-temanya. Namun seiring berkembangnya zaman, ketika suatu kelas berada pada dunia maya, para peserta didik tanpa harus memikirkan respon peserta didik lain dapat dengan percaya diri dan leluasa bertanya kepada gurunya tentang suatu hal yang tidak dipahami. Peserta didik pun dapat mengulang-ulang kelas tersebut ketika mereka merasa ada ketidakpahaman.
Kedua, Pembelajaran Berbasis Permainan. Peserta didik yang diajar oleh guru saat ini adalah para generasi Z yang mereka terlahir dengan berbagai kecanggihan yang telah ada. Mereka tidak bisa diajar dengan menggunakan metode konvensional yang diajarkan oleh para guru terdahulu. Mereka memerlukan cara baru yang sesuai dengan apa yang biasa mereka lakukan sehari-hari, yaitu permainan. Saat ini sudah banyak pembelajaran berbasis game yang telah dikembangkan oleh para pembuat permainan atau game yang perduli dengan pendidikan. Dalam pembelajaran ini peserta didik tidak hanya menerima materi dan menyelesaikan misi (tugas)tapi mereka juga mendapatkan apresiasi berupa medali atau poin yang dapat meningkatkan motivasi mereka dalam menyelesaikan misi tersebut.
Ketiga, Pembelajaran Multimodal. Pembelajaran ini dianggap efektif untuk pembelajaran bahasa asing karena merupakan penggambungan antara tulisan, suara, gambar, gerakan dan sebagainya. Keempat, Pembelajaran Jarak Jauh. Pembelajaran ini sudah mulai umum diterapkan tidak hanya pada jenjang perguruan tinggi, namun jenjang sekola menengah juga sudah menerapkanya sebagai media pengayaan dan atau remidial. Dan yang terakhir adalah Pembelajaran Berbasis Komunitas. Pembelajaran ini umumnya dilakukan oleh beberapa orang dengan kesamaan hobi atau minat. Dapat dilakukan melalui media sosial ataupun komunitas resmi lain sesuai dengan mata pelajaranya. Kementrian Pendidian melalui program Merdeka Belajar telah meresmikan jutaan komunitas belajar yang dijasikan sebagai wadah oleh para guru untuk meningkatkan kualitas dirinya baik secara pedagogik maupun profesionalitas.
Referensi:
Belawati, Tian. 2019. Inovasi Pembelajaran. Banten: Universitas Terbuka
Sevima.com/inovasiuntukmodelpembelajaran