Membaca Menggunakan Graphic Organizer

Tahukan anda, apa yang dimaksud dengan Graphic organizer. Definisi Graphic organizer adalah sebuah alat bantu pembelajaran yang berfungsi untuk memvisualisasikan hubungan antara konsep, ide, atau informasi dalam bentuk grafis. Secara umum, dapat membantu siswa untuk memahami informasi dengan lebih baik dan mempermudah dalam mengingat dan mengorganisasikan informasi tersebut.

Beberapa contoh yang umum digunakan dalam pembelajaran antara lain mind map, diagram Venn, diagram pohon, tabel, dan diagram alir. Setiap jenis memiliki cara yang berbeda dalam menyajikan informasi dan dapat dipilih berdasarkan jenis informasi yang akan dipelajari dan preferensi siswa.

Pendahuluan

Di dalam kehidupan kita, bahasa adalah alat komunikasi yang paling signifikan di dalam komunikasi. Komunikasi bisa dilakukan dengan berbicara, menulis dan lain sebagainya. Dengan bahasa kita bisa mengungkapkan perasaan, ide-ide, dan pikirin kita kepada seseorang secara langsung, dengan selembar kertas atau dengan gerakan tubuh. 

Pengertian Bahasa

Bahasa merupakan suatu alat yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dalam masyarakat. Bahasa itu sangat penting untuk semua orang didunia ini, dengan bahasa mereka mampu menjalin hubungan dengan orang lain yang berasal dari latar belakang bahasa yang berbeda. Misalnya bahasa inggris, bahasa inggris adalah sebuah bahasa internasional. Dimana bahasa ini digunakan sebagai alat komunikasi dalam forum-forum internasional. Sekarang ini, banyak Negara didunia ini menggunakannya sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu bahasa inggris menjadi mata pelajaran yang sangat penting yang harus diajarkan sejak dini sampai dengan perguruan tinggi seperti SD, SMP, SMA dan Universitas.

Mempelajari bahasa melalui beberapa aspek, diantara aspek yang paling penting adalah aspek linguistic, termasuk di dalamnya tata bahasa, kosakata, pelafalan, intonasi dan lain sebagainya. Di samping aspek-aspek tersebut, peserta didik juga perlu menguasai beberapa keterampilan bahasa seperti mendengarkan, membaca, berbicara, dan menulis. Namun, harus diingat bahwa dalam pembelajaran bahasa kita tidak dapat memisahkan keempat keahlian tersebut, karena peserta harus menguasainya secara terintegrasi.  Baca Juga memvisualisasikan materi dengan baik melalui pembelajaran daring

Empat Komponen Bahasa

Ketika kita mempelajari bahasa inggris, kita mengenal empat komponen bahasa, seperti: mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara, dimana keempat komponen ini menjadi faktor utama dalam mengajarkan bahasa inggris sebagai bahasa asing. Komponen – komponen ini akan mengembangkan kemampuan komunikasi siswa baik secara lisan atau tulisan. 

Reading comprehension

Reading comprehension (kemampuan memahami bacaan)  adalah salah satu komponen bahasa yang masih menjadi kendala bagi siswa untuk dipelajari. Kita bisa mengetahui dari pencapaian siswa pada saat penilaian akhir semester maupun penilaian akhir tahun. Nilai yang mereka dapatkan masih rendah jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain seperti bahasa Indonesia, Matematika dan. Ilmu Pengetahuan Alam. Mata pelajaran bahasa inggris selalu mendapatkan nilai rata-rata terendah baik di tingkat sekolah maupun nasional. Rendahnya kemampuan Reading comprehension (kemampuan memahami bacaan) siswa dalam bahasa inggris dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain : minimnya pengetahuan bahasa inggris siswa, masih minimnya perbendaharaan kosakata siswa, kurangnya latihan komunikasi berbahasa inggris siswa dalam kehidupan sehari-hari, rendahnya aktivitas memahami bahasa inggris siswa, rendahnya kualitas tugas-tugas siswa, dan kurang tepatnya teknik yang digunakan pendidik.   

Penyebab Rendahnya Keterampilan Siswa

Di antara sekian faktor penyebab rendahnya keterampilan siswa memahami dalam bahasa Inggris  teknik pembelajaran yang kurang tepat merupakan faktor yang paling dominan. Pendidik secara terus menerus memperkenalkan pola-pola dan ungkapan bahasa Inggris tanpa melalui konteks atau situasi yang tepat, dan tidak diikuti oleh latihan dan penerapan atau praktek mendengarkan. Kegiatan interaksi antar siswa sangat kurang. Oleh karena itu peningkatan keterampilan Reading comprehension (kemampuan memahami bacaan) dalam bahasa Inggris tidak optimal. Di Dalam mengatasi masalah tersebut, para pendidik harus tetap berusaha mencari cara agar bagaimana masalah itu bisa teratasi. Pendidik harus mampu menggunakan beberapa metode pembelajaran khususnya dalam mengajarkan Reading comprehension (kemampuan memahami bacaan). Untuk memperoleh pencapaian yang maksimal dalam pembelajaran, pendidik harus menerapkan strategi yang tepat.

Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan salah satu dari sekian banyaknya variabel yang diindikasikan dapat meningkatkan hasil belajar. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat akan dapat memudahkan belajar menerima dan mentransfer pengetahuan yang dipelajari dengan lebih baik. Salah satu dimensi dalam strategi pembelajaran adalah strategi penyajian yang memegang peranan penting dalam menyajikan materi kepada pebelajar dan cara untuk menerima input dari pembelajar tentang apa yang dipelajari. Pemilihan dan penerapan strategi penyajian dengan tepat akan menghasilkan suasana belajar yang menyenangkan dan bermakna bagi pembelajar. Graphic organizer merupakan salah satu strategi yang direkomendasikan oleh para peneliti sebagai strategi yang paling efektif dalam meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris khususnya dalam keterampilan membaca. Disisi lain karakteristik pebelajar yakni kecerdasan bahasa dan sikap terhadap pembelajaran turut memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar.

Mengenal Grafik organizer

image : https://www.teachthought.com/

Grafik organizer adalah media pembelajaran yang mengkoordinasikan ide-ide dan konsep-konsep kedalam bentuk visual. Grafik organizer terbuat dari garis-garis, panah-panah dan lingkaran yang menampilkan hubungan antar ide pokok. Membantu siswa mengorganisasikan pikiran, pengetahuan dan ide mereka. Grafik organizer diperkenalkan sebagai pengorganisasian lanjutan,yaitu sebelum tugas belajar atau sebagai bagian penutup, dan setelah menyampaikan materi pembelajaran. 

Tracey Hall & Nicole Strangman menyatakan bahwa “grafik organizer adalah tampilan visual dan grafis yang menggambarkan hubungan antara fakta, istilah, atau ide dalam tugas belajar. Penyelenggara grafik juga kadang-kadang disebut sebagai peta pengetahuan, peta konsep, peta cerita, penyelenggara kognitif, penyelenggara awal, atau diagram konsep. ”

Grafik organizer membantu siswa mengidentifikasi ide-ide utama dan rincian dalam membaca, dan membuatnya lebih mudah untuk melihat pola membandingkan dan kontras, urutan tindakan, urutan kronologis, dll. Cleveland, dalam bukunya Content-Area Graphic Organizers for Math (hal.3) ) menunjukkan bahwa grafik organizer ini berkontribusi pada nilai ujian yang lebih baik karena mereka membantu siswa membangun hubungan antara ide utama, dan memungkinkan mereka untuk lebih fokus ketika belajar.

Peranan Penting Graphic Organizers

Secara teoritis, graphic organizers mempunyai peranan penting dalam meningkatkan pemahaman siswa yang sedang mempelajari pengetahuan baru sehingga lebih bermakna. Pengetahuan yang disajikan dengan alat bantu visualisasi akan menjadi penghubung bagi pengetahuan yang sudah tersedia sehingga terbentuknya pengetahuan baru akan lebih bermakna. Media berupa alat bantu visualisasi dalam bentuk graphic organizers mutlak diperlukan agar para siswa dapat mudah memahami informasi yang diterima (Vigotsky, 1962, dalam Bromley, et all, 1995).

Graphic organizers merupakan alat yang efektif dan efisien dalam pembelajaran (McKnight, 2013). Pertama, dapat memfokuskan siswa pada informasi-informasi kunci yang penting. Kedua, kita dapat belajar dari gambar yang merupakan representasi visual berupa materi baru baik dalam bentuk teks maupun gambar. Ketiga, materi akan tersusun rapi sesuai dengan kebutuhan pelajar. Keempat, dapat menstimulasi siswa untuk berpikir kritis dan kreatif karena sajian gambar yang disajikan akan merangsang siswa untuk belajar lebih aktif. Kelima, dapat dijadikan sebagai alat penilaian yang akan memberikan alternatif cara penilaian bagi dunia pendidikan selain tes konvensional. Oleh karena itu, maka sangat penting bagi kita untuk mengkaji lebih jauh tentang penggunaan graphic organizers dalam pembelajaran.

Landasan Empat Teori Belajar Menggunakan graphic organizers

Bromley, et all (1995) mengemukakan empat dasar teori belajar yang melandasi penggunaan graphic organizers di dalam pembelajaran di kelas.

  • Pertama, sesuai dengan teori belajarnya Navak & Gowin (dalam Bromley, et all, 1995) bahwa konsep yang satu dengan konsep yang lainnya dihubungkan agar dapat memudahkan dalam memahaminya dan menampilkan hanya konsep-konsep yang pokok saja.
  • Kedua, teori belajarnya Ausubel yang mengemukakan bahwa pengetahuan awal pelajar akan dihubungkan dengan pengetahuan yang sedang dipelajarinya sehingga membentuk pengetahuan baru. 
  • Ketiga, visualisasi dalam bentuk bagan yang mengandung kata-kata kunci dianggap akan lebih mudah dipahami dibandingkan dengan visualisasi dalam bentuk teks saja. Vigotsky (1962, dalam Bromley, 1995) mengemukakan bahwa visualisasi dalam bentuk bagan merupakan media yang tepat agar pelajar dapat memahami materi yang sedang dipelajari.
  • Keempat, penggunaan bahasa secara visual dan verbal diharapkan akan mampu menciptakan graphic organizers yang akan membuat pelajar lebih aktif.

Susan Losher dalam artikelnya menyarankan hal berikut sebagai keuntungan paling umum untuk menerapkan grafik organizer dalam mempelajari bahasa:

  1. Lebih mudah untuk memahami informasi dari grafik organizer daripada dari paragraf.
  2. Grafik organizer dapat digunakan di awal pelajaran untuk memperkenalkan bagian membaca sehingga siswa dapat menyimpulkan konteks dan pesan.
  3. Grafik organizer dapat menunjukkan hubungan antara apa yang sudah diketahui siswa dan topik baru; dengan cara ini, pembelajaran yang bermakna mudah dikembangkan.
  4. Grafik organizer dapat membantu mengidentifikasi pola dalam membaca siswa, misalnya mengidentifikasi ide utama dalam cerita serta detail pendukung.
  5. Grafik organizer membantu siswa menstrukturkan pembelajaran mereka, memvisualisasikan cara informasi disajikan dan diorganisasi dalam teks-teks genre apa pun, atau memetakan cerita untuk meningkatkan pemahaman.
  6. Grafik organizer merangkum sejumlah besar informasi dengan cara yang kreatif dan menarik.
  7. Grafik organizer mengembangkan pemikiran kritis pada berbagai tingkat kedalaman bahkan jika teks berada pada tahap pengetahuan.

Jenis-Jenis Grafik Organizer

Menurut jurnal CAST, 2007, berikut adalah jenis-jenis grafik organizer yang pada umumnya digunakan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:

  • Descriptive atau thematic Map. Grafik ini pada umumnya digunakan untuk memetakan informasi umum. Tapi secara khusus model ini didesain untuk menggambarkan hubungan hirearki.
  • Network Tree. Model ini digunakan untuk menyusun informasi secara hierarki, dan untuk mencerminkan unsur atas dan bawah.
  • Spider Map. Model ini dapat membantu siswa mengorganisasi ide-ide pokok suatu paragraf
  • Problem Solution Map. Model ini digunakan untuk menunjukkan suatu sebab-akibat, dan pemecahan masalahnya.
  • Problem Solution Outline. Model ini membantu siswa membandingkan beberapa solusi yang berbeda dari suatu masalah.
  • Sequential episodic map. Model ini digunakan untuk memetakan sebab dan akibat.
  • Fishbone Map. Model ini digunakan untuk menunjukkan sebab-akibat dari masalah yang rumit.
  • Comparative and contrast map. Model ini digunakan untuk membandingkan dua konsep berdasarkan ciri-cirinya.
  • Compare-contrast matrix. Model ini digunakan untuk membandingkan beberapa unsur perbandingan.
  • Continuum scale. Model ini digunakan untuk menyusun informasi berdasarkan dimensinya, misalnya tinggi ke rendah, sedikit ke banyak dan sebagainya.
  • Series of events chain. Model grafik dapat membantu siswa dalam menyusun informasi berdasarkan tahapan atau langkahnya.
  • Cycle Map. Model grafik ini sangat membantu siswa dalam menyusun informasi yang bersifat melingkar atau bersiklus.
  • Human interaction outline. Model ini efektif untuk menyusun informasi berbentuk rantai untuk menghubungkan antara aksi dan reaksi. Model ini paling banyak digunakan dalam ilmu sosial dan humanistik.

Dalam hal ini model grafik organizer yang akan digunakan oleh penulis adalah model Descriptive/ Thematic Map. Model ini digunakan untuk mengorganisir ide pokok dan informasi rinci dan informasi tertentu.

Konsep Keterampilan Membaca

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008: 196) tertulis bahwa berbicara adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati).

Sedangkan Reading Comprehension menurut Harris & Hodges, adalah konstruksi makna komunikasi tertulis atau lisan melalui timbal balik, holistik pertukaran gagasan antara penerjemah dan pesan. Anggapan di sini adalah bahwa makna berada di dalam proses pemecahan masalah yang disengaja, pemikiran para penerjemah, bahwa isi makna dipengaruhi oleh itu pengetahuan dan pengalaman orang sebelumnya.

Pentingnya pengetahuan latar belakang dalam membaca telah ditunjukkan dalam program studi dan penelitian yang disebut teori skema (Anderson & Pearson, 1984; Rumelhart, 1980). Menurut teori skema, pemahaman tidak hanya proses bottom-up yang didorong dengan input indra huruf, kata, dan teks; ini juga top-down proses di mana pembaca membawa pengetahuannya sendiri pada topik dan keterampilan pemecahan masalah untuk tugas membuat makna dari teks. Banyak penelitian telah menunjukkan latar belakang pembaca pengetahuan sangat mempengaruhi seberapa baik mereka memahami apa yang mereka baca (mis., Adams & Bertram, 1980; Durkin, 1981; Pearson et al.,1979)

Dechant, (pg. 9) mengatakan "Membaca merupakan kegiatan merekonstruksi pesan penulis dan membangun makna sendiri menggunakan symbol yang tercetak pada halaman" dan "reading comprehension adalah bagian dari rekonstruksi makna yang dimaksudkan penulis." Jadi, membaca bukan hanya soal mengkomunikasikan tanda atau simbol, huruf atau kata, lebih pada komunikasi makna. Oleh karena itu, membaca berkaitan dengan interaksi di mana makna yang dikodekan dalam rangsangan visual oleh seorang penulis menjadi makna dalam pikiran pembaca.

Graphic organizer Menciptakan makna dari simbol terdiri dari dua proses: proses visual yang melibatkan kegiatan membawa rangsangan ke otak, dan proses mental yang terdiri dari menafsirkan rangsangan setelah mereka sampai ke otak. Namun, perlu diketahui bahwa simbol harus ditafsirkan dan diberi makna oleh pembaca. Membaca tidak hanya membutuhkan interpretasi simbol-simbol grafis tetapi membutuhkan rekonstruksi peristiwa yang mendasari simbol-simbol (Dechant, p.9).

Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan tentang graphic organizer dan reading chomphrehension di atas, penulis menyimpulkan bahwa kedua hal di atas memiliki keterkaitan yang sangat erat. Dengan membaca graphic organizer, peserta didik dapat dengan mudah memetakan hal-hal yang mereka baca dan dituangkan dalam bentuk peta konsep. Berkaitan dengan manakan model graphic organizer yang paling tepat untuk digunakan peserta didik berdasarkan jenis paragraf yang mereka baca. 

Daftar Pustaka

http://prosiding.unipma.ac.id/index.php/SNHP/article/viewFile/64/64

https://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1076955.pdf

http://repositorio.puce.edu.ec/bitstream/handle/22000/8648/10.63.001404.pdf;sequence=4

http://www.asiatefl.org/main/download_pdf.php?i=114&c=1419301214

https://www.academia.edu/16089727/Improving_Reading_Comprehension_Using_Graphic_Organizers_A_Qualitative_Study

Leave a Reply

Open chat
Selamat Datang, silahkan kirimkan pesan Anda